Belimbing merupakan salah satu tanaman buah yang cukup populer dan juga sudah banyak dikenal banyak masyarakat. Buah ini banyak ditemukan di berbagai daerah baik perdesaan maupun perkotaan, serta memiliki jenis dan varietes yang beragam.
Menurut sejarah persebarannya, buah belimbing termasuk jenis buah tropis. Berdasarkan penelusuran dari literature, ditemukan Belimbing berasal dari kawasan Asia, terutama Malaysia. Namun Nikolai Ivanovich Vavilovanaman, seorang botani Soviet memastikan sentrum utama tanaman Belimbing adalah India, kemudian menyebar luas ke berbagai negara yang beriklim tropis lainnya.
Tanaman buah belimbing memiliki akar bercabang, berbentuk kerucut panjang yang tumbuh lurus kebawah tanah, dan tidak memiliki stipula. Sistem perakaran terdiri dari pangkal akar, ujung akar, batang akar, cabang, serabut akar, bulu akar dan tudung akar. Perakaran tanaman belimbing cukup kuat sehingga mampu menembus permukaan tanah cukup dalam. Perakaran tanaman ini bermanfaat untuk menyokong tanaman dan juga menyerap zat atau unsur air yang ada didalam tanah.
Batang pohon blimbing cukup kuat, kasar dan juga berkayu. Batang tanaman ini memiliki bentuk bulat dengan panjang yang mencapai 10 meter bahkan lebih, dengan tumbuh tegak yang mengarah keatas. Batang juga dilengkapi dengan cabang yang banyak, sehingga dapat dikatakan tanaman ini sebagai tanaman teduh.
Daun belimbing ialah daun tunggal dengan bentuk bulat oval memanjang. Umumnya berwarna kehijauan muda hingga tua jika masih muda akan berwarna kuning ketika gugur. Daun belimbing ini juga memiliki permukaan datar, bertangkai pendek, dan pertulangan atau urat didalam daun tersebut. Daun belimbing dapat dimanfaatkan untuk menyimpan cadangan makanan.
Bunga tanaman termasuk bunga majemuk, dengan memiliki kelamin ganda yang ada didalamnya. Bunganya memiliki benang sari pendek, dengan putik yang panjang. Bunga ini umumnya tumbuh dibagian ketiak daun atau batang tua dan mahkota yang berlekatan. Penyerbukan bunga dibantu dengan angin maupun binatang yang ada di sekitar tanaman.
Buah belimbing ini biasanya berbentuk memajang dengan bentuk yang hampir menyerupai bintang jika dilihat dari bagian atas dan bawah. Buah belimbing ini berwarna kehijauan jika masih muda dan akan berubah kekuningan jika sudah tua. Buah ini memiliki daging tebal, lunak, dan memiliki rasa yang asam dan juga ada yang manis. Biasanya buah ini berukuran sekitar 4-13 cm.
Biji buah belimbing ini memiliki bentuk yang pipih, berwarna coklat muda yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan dalam tipis dan lunak serta lapisan dalam luar sangat kuat. Selain itu, biji belimbing ini dilapisi dengan cairan atau serat yang ada didalam buah belimbing dengan warna putih.
Di indonesia, jenis atau varietas buah belimbing cukup beragam, diantaranya varietas sembiring, Siwalan, Dewi, Demak Kapur, Demak Kunir, Demak Jinggga, Pasar Minggu, Wijaya, Paris, Filipina, Taiwan, Bangkok, dan Varietas Malaysia. Pada tahun 1987 telah dilepas dua varietas belimbing unggul nasional yaitu: varietas Kunir dan Kapur.
Buah-buahan sangat penting manfaatnya untuk kesehatan tubuh. Belimbing juga memiliki banyak kandungan gizi yang terkandung di dalamnya.
Kandungan Gizi pada Buah Belimbing:
Energi | 36 kal |
Protein | 0,40 gr |
Lemak | 0,40 gr |
Karbohidrat | 8,80 gr |
Kalsium | 4,00 mg |
Fosfor | 12,00 mg |
Zat besi | 1,6 mg |
Vit A | 170,00 SI |
Vit B1 | 0,03 mg |
Vit C | 35,00 mg |
Air | 90,00 gr |
Serat | 0,90 gr |
Kandungan gizi yang terdapat di buah Belimbing manis diantaranya ialah energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin C, air, dan serat. Kandungan gizi dalam 100 gram belimbing adalah energi 35,00 kal, 8,80 gram karbohidrat, vitamin A 170,00 SI; vitamin B1 0,03 miligram, 35,00 mg vitamin C. Selain itu, buah ini kaya akan serat dan zat antioksidan.
Belimbing ialah salah satu jenis buah segar yang kerap dikonsumsi. Selain segar untuk dikonsumsi, buah belimbing juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya ialah:
Kandungan flavonoid polifenol yang terdapat dalam buah belimbing mampu membantu melawan efek mutagenik akibat radikal bebas dan membuangnya dari tubuh. Sehingga buah ini mencegah dari risiko penyakit kronis. Selain itu, belimbing juga banyak kandungan serat, yang mampu membantu membersihkan racun di dalam usus besar.
Jumlah antioksidan dan flavonoid yang terdapat dalam belimbing dapat mengurangi risiko peradangan kulit, termasuk psoriasis dan dermatitis. Tidak hanya itu, belimbing juga mengandung sumber vitamin C, yang dapat membantu membersihkan racun dan memaksimalkan produksi kolagen dalam kulit.
Buah Belimbing mengandung zat natrium dan kalium yang cukup tinggi. Kedua zat tersebut berguna sebagai pengganti elektrolit dalam tubuh. Mengkonsumsinya belimbing secara rutin dapat membantu mengontrol tekanan darah dan detak jantung. Selain itu juga membersihkan plak pada pembuluh darah, dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
Selain daun katuk, buah belimbing ternyata dikenal sebagai makanan sehat yang dapat merangsang produksi ASI pada ibu muda. Kandungan nutrisi yg terdapat pada belimbing dipercaya ampuh untuk melancarkan kelenjar susu yang tersumbat, dan memaksimalkan produktivitas ASI.
Satu buah belimbing utuh mengandung setara 50 persen vitamin C kebutuhan harian. Vitamin C sangat baik untuk meningkatkan sistem kekebalan, dan dapat mencegah risiko penyakit akibat virus dan bakteri yang menyerang tubuh. Selain itu, kandungan vitamin C juga sangat baik untuk memelihara kesehatan kulit.
Serat merupakan jenis nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan pencernaan. Serat bisa membantu merangsang pergerakan tinja melalui saluran pencernaan, mengurangi resiko sembelit, kembung, kram dan juga diare. Selain itu, serat dalam buah belimbing juga ampuh meningkatkan penyerapan nutrisi makanan dalam tubuh.
Belimbing mengandung beragam mineral mulai dari zat besi, magnesium, fosfor, seng, hingga kalsium. Seluruh zat tersebut bermanfaat untuk membantu meningkatkan kesehatan tulang dan gigi, dan juga mengurangi risiko penyakit tulang, misalnya radang sendi dan osteoporosis.
Secara umum tanaman Belimbing akan tumbuh baik di daerah beriklim tropis (Satyawibawa dan Yustina, 1999).
Faktor-faktor seperti curah hujan, sinar matahari, Kelembapan, dan angin sangat mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan pohon Belimbing. Buah Belimbing memerlukan curah hujan yang tinggi.
Menurut Satyawibawa dan Yustina (1999) tanaman Belimbing menghendaki hidup di tanah yang gembur, berdrainase baik, dan mampu menahan air sehingga keadaan tanahnya selalu lembap. Keasaman yang cukup baik dan masih bisa ditolerir oleh tanaman berada di antara 5,5 sampai 7,0.
Tanaman Belimbing merupakan salah satu jenis tanaman yang tahan terhadap suhu tinggi. Pertumbuhannya akan semakin baik jika ditanam di daerah dekat pantai atau di dataran rendah yang panas dan lembap.
Dalam membudidayakan belimbing di dalam pot pemilihan bibit unggul sangat penting.
Media tanam yang digunakan dalam belimbing tabulampot ialah ringan, dapat menyimpan air, Porous, gembur, dan bebas dari bibit hama penyakit. komposisi media tanam yang bisa digunakan antara lain Tanah : Pupuk Kandang : sekam = 2 :1:1
Tahapan penanaman belimbing dalam pot sebagai berikut :
Penyiranamn sebaiknya dilakukan teratur setiap hari sekali dan tergantung keadaan cuaca. Kurangi intensitas nya jika buah hampir matang.
Pada usia Satu bulan Berikan pupuk NPK mutiara dengan komposisi 25:7:7 dengan konsentrasi 10g/liter air dengan frekuensi 3 bulan sekali. Pada Umur 3 Bulan Berikan pupuk mutiara dengan komposisi 16:16:16 dengan konsentrasi 10g/liter air, frekuensi 3 bulan sekali. Semakin matang usia pohon semakin kurangi frekuensi pemberian pupuk
Pemangkasan dilakukan pada tanaman yang belum produktif dengan usia sekitar 2-3 tahun. Pemangkasan tunas yang tumbuh dipangkal dan tengah cabang serta ujung ranting dilaksanakan setiap 1atau 2 bulan sekali.
Hama pohon Belimbing umumnya ialah hama lalat buah dengan Gejala serangan Kulit buah terdapat bekas tusukan berwarna hitam, Jika buah dibelah, terlihat larva yang menggrogoti daging buah sehingga berwarna coklat kehitaman, Buah busuk rontok sebelum masak.
Lakukan pengendalian Hama dengan cara Bungkus buah ketika buat berukuran jempol tangan dengan daun pisang, kertas, daun jati dan kantong plastik. Bakar buah yang jatuh ditanah agar larvanya mati dan Gunakan bahan kimia yang bersifat sex pheromon seperti Meti euganol dengan dosis yang tepat.